Karangan Cinta untuk Perang
sembilan waktu kita bertemu,
hampa melulu.
orang-orang di negeri jauh,
mati dengan tubuh tak utuh.
subuh berwarna kulit rambutan,
atau darah di atas rambut.
sementara cinta kita yang kusut,
adalah ubun-ubun kehancuran.
kuingat pesan ibu; pergilah kepada kemanusiaan,
doakan orang-orang yang tak lagi memiliki harapan.
tak harus jadi yang terbaik untuk bisa berbuat baik.
cinta kita pun tercabik-cabik.
Kubang Raya, 5 November 2023
Karangan Cinta untuk Perang II
anak-anak menari bahagia di tiktok,
musik-musiknya aneh dan jorok.
berhentilah jadi anak kecil, kataku.
kau menangis,
begitu bayi,
perempuan dan butuh asi.
di negeri jauh,
sebuah subuh telah menimbun tubuh seorang ibu, bayi piatu,
sementara ayahnya berdarah-darah, koma dan mungkin bakal titik
di surga.
kuhapus akun tiktok, anak-anak menari kini mengaji;
selain tangis, darah juga mesti didoakan.
syuhada!
Kubang Raya, 5 November 2023
Ledakan
sebuah masjid diruntuhkan
orang-orang membangunnya dalam dada
tak ada yang tersisa
kecuali doa yang terus menyala
memenuhi udara Gaza.
Kubang Raya, 8 November 2023
Muhammad Asqalani eNeSTe. Kelahiran Paringgonan, 25 Mei 1988. Menulis puisi sejak 2006. Mengikuti Residensi Seniman Riau 2023. Salah satu emerging di Balige Writers Festival (BWF) 2023. Buku puisinya yang akan terbit Ikan-ikan Kebaikan Terbang dari Sungai ke Langit Lengang. Ia merupakan Mentor Menulis Puisi Online di Asqa Imagination School (AIS). IG: @muhammadasqalanie