Sampah Di Lentik Matamu dan Hukum Rajam yang Masih Legal Dalam Laraku
Hasbunallah Haris
Kucing-kucing kurap
Merpati patah sayap, pupuk melambung macam komet akhir tahun
Apakah resesi ekonomi sudah menjalar ke hierarki hewan pasar?
Nona, kita tak lagi hidup di zaman itu, yang serba simsalabim
Abragadabra!
Kita bernapas di atas tumpukan popok dan pesingnya carut-marut klakson
Sampah manusia dan manusia sampah
Aku bersumpah, aku bersumpah, Nona
Pelupuk mata kuasaMu itu
Telah menyembunyikan sampah selama ini Dibalik janji penuh gincuku
Dibalik gaun dustamu yang samar-samar dikala lembayung menyala
Aku mabuk, dimabuk matamu
Dusta! Dusta saja bila kuucapkan aku tak lihat kucing kurap itu
Sampah di mana-mana, tapi apa peduliku?
Jika denganmu aku bisa bermimpi di emperan toko kelontong
Apa susahnya hidup dengan dua tiga topeng
Tapi rajam tetaplah rajam, kesalahanku mengotorimu harus kuurus
Janjiku, tanpa gincu tanpa gulali
Kuperbaiki agar tak kena rajamMu, Nona.
Anak Air
Johan Arda
namaku anak air. kekanak kami biarkan riak-ciprat toba basahi betis. berlari sepanjang bahu air. berendam sedagu. lantas eucalyptus membauri lembaran-lembaran dada kami—kendati merambat ke para-para kami. dan tak lama lagi berikan kehangatan.
kami berkerubung seperti lebah di gua batu berebut kue beras bergula merah, saat sawah- sawah panen.
ahoi!
aku kecup boru saroding. sisik kepalanya asin!
selebihnya ia mengular di air—bahkan harus ke dasar—dan mengalah pada sampan-sampan.
sampai bau babi sengat hidung perawan kami anak
air, ibu kami, tanah, bapak kami.
namaku anak air. digulung gelombang yang kemudian tak sempat memohon uluran tangan Tuhan. tak jua berkatup tangan di gereja.
salip alpa
tertinggal
di sela
alkitab.
2023
Penulis
Hasbunallah Haris, kelahiran 26 Maret 2001. Berasal dari Solok Selatan dan bermukim di Padang. Pemenang II Sayembara Novel DKJ 2023. Novel terbarunya; “Mandulang Cinto”.
Johan Arda, Mahasiswa Sastra Inggris, Universitas Andalas. Emerging Writers di Balige Writers Festival 2023.